Back To December
(My Love Story)
Author
:
Evi aka
@evii_topp
Genre :
Romance, etc
Rating :
Terserah
para pembaca ^^
Main Casts :
‘Infinite’ L
/ Kim Myungsoo (known as Myungsoo)
‘ ‘A Pink’
Son Naeun
Other Casts
:
Infinite’
Hoya / Lee Howon (known as Howon)
‘A Pink’
Jung Eunji
‘BEAST’ Lee
Gikwang
‘BEAST’ Son
Dongwoon
Another
members of Infinite
Another
members of A Pink
Type :
ONESHOOT
Hari
ini tepat tanggal 1 desember. Rasanya aku tak ingin lagi bangun ke dunia ini.
Kenapa harus ada bulan Desember? Kenapa bulan ke 12 harus Desember? Aku tak sanggup lagi jika harus bertemu
dengannya setelah pertengkaran kami sekitar tiga bulan yang lalu melalui
jejaring sosial facebook. Aku juga tak sanggup mengingat kedekatan kami selama enam tahun yang berakhir pada bulan Desember tiga tahun tahun lalu. Enam
tahun kami bersama dalam suka maupun duka, enam
tahun pula cinta itu tumbuh, enam
tahun pula aku menyembunyikannya. Desember tiga tahun lalu tepat sebelum ia
pergi ke jepang untuk melanjutkan beasiswanya, aku mengumpulkan segenap
keberanianku untuk mengungkapkan perasaanku kepadanya tapi ia pergi begitu saja.
Sekitar dua tahun
yang lalu, ketika aku datang ke Jepang untuk
pertukarang pelajar selama tiga bulan, aku melihatnya berpelukan dengan yeoja lain. Aku berusaha bersikap sewajarnya, aku menyapanya dan
dia malah pergi tanpa memperdulikanku. Dan baru sekitar satu setengah tahun yan lalu aku tahu bahwa yeoja
yang dipeluknya itu adalah perempuan yang telah menjadi pacarnya selama tiga
tahun terakhir ini. Aku sungguh tak percaya,cintaku yang aku pendam selama enam tahun terakhir ini ternyata bertepuk sebelah tangan. Aku
juga tak percaya ia berubah begitu saja. Aku tak mengerti arti kebersamaan kami
selama enam tahun terakhir ini. Apa yang ia pikirkan tentang
hubungan kami selama enam tahun ini.
Apa hanya sebuah pernyataan cinta ia tega melupakan persahabatan kami.
“NaaaEuuuunnnnn!!BANGUN!!”
sebuah suara keras beserta goncangan hebat menghantam tubuhku. “engghhhh!!
Apaan sih!!” aku malah semakin menarik selimutku dan kembali tidur.
“NaaaaEuuunnn!!!” suara itu lagi, dan kali ini goncangannya sudah tidak ada
tetapi malah selimutku yang ditarik. Sinar matahari menerobos masuk ke dalam
kamarku melalui celah-celah di jendela kamarku yang lupa aku tutup semalam,
seketika aku langsung menutup mataku karena silau. “nah begini kan bagus. Mana
ada anak cewe yang masih tidur jam segini. Cepetan bangun, aku tunggu dibawah.”
Suara itu perlahan mengilang diikuti suara derap kaki. Perlahan aku membuka
mataku dengan amat sangat terpaksa. Aku bangun dan langsung masuk ke kamar
mandi dengan sisa tenagaku.
“lama
amat! Aku sampai lumutan nunggunya tau!” Eunji mengomel ketika aku menuruni
tangga rumahku.
“siapa
suruh nungguin aku? lagipula ngapain sih
pagi-pagi udah ngegusur rumah orang aja?” gerutuku.
“pasti
belum mandi ni anak, bau tahu!” bukannya menjawab pertanyaanku, Eunji malah bertanya pertanyaan yang menurutku tidak penting.
“emangnya
kenapa kalau aku belum mandi? Lagi pula inikan hari sabtu. Aku libur, jadi bisa
santai di rumah.”
“yeee,
kamu lupa apa pura-pura lupa? Hari inikan Myungsoo pulang ke Seoul!”
“mwo?!
Ciyus?!miapah?!” #ternyata Naeun
bisa alay juga ya -__-
“mi
goreng, mi tek-tek, mi soba, mi ramyun” #Eunji
jualan mi
“trus
aku ngapain sekarang?”
“yeee
pake tanya segala, ya mandi, trus ganti baju, trus make up, trus turun, trus ke
airport, trus ketemu, trus apa lagi ya?” Eunji mulai nyroscos? Enggak jelas.
“iyeee,
aku mandi dulu.” Aku pergi meninggalkan Eunji
sendirian di ruang tamu.
BLAM!
*Suaranya enggak enak*
Aku
menutup pintu kamar mandiku. Pikiranku terus menerawang, apa yang harus aku
lakukan? Selama ini aku tak pernah menceritakan perasaanku pada eunji. Aku
hanya memendam itu sendiri. aku bingung sendiri, aku tak tahu apa yang aku
harus lakukan. Haruskah aku datang ke airport? Haruskah aku bertemu dengannya?
Aku sangat merindukanya, tapi disisi lain aku terlanjur sakit karenanya. Tuhan
tolong aku!
“NAEUUUNNNN!!!!!
CEPETAN!!” suara Eunji lagi.
“iyaaa
iyyaaaa!” aku segera mandi dengan kilat, dari pada Eunji merobhkan rumah ini
dengan teriakannya.
5
menit kemudian.
“Eunji. Mianhae aku kelamaan ya?” aku menuruni tangga rumahku.
“aaahhhh!!!!
Apa-apan ini? Kau enggak berdandan?”
“-__-
aku kira ada apaan?”
“ayo!!
Kalau enggak bisa dandan, biar aku yang dandanin.” Eunji menarikku ke kamarku
dan mendudukanku di depan meja riasku,Ia mulai membongkar-bongkar isi lemari
riasku.
“Naeun!?
Hanya bedak? Hanya ini yang kau punya? Kau ini yeoja
apa namja hah?!”
“-__-“
“untung
aku bawa alat make up, coba kalau enggak. Apa kamu mau bertemu dengan pujaan
hatimu itu dengan tampang seperti ini?”Eunji
mulai menggodaku.
“Eunji!!!
Dia bukan pujaan hatiku. Kau tak tahu dia sudah ada yang punya!?” aku mencoba
menenangkan hatiku. Darimana Eunji tahu tentang itu? Aku tak memberitahunya
tentang perasaanku?
“alah
kau ini jangan berpura-pura terus, aku sudah tahu. Kau mencintainya kan?” Ia
kembali menggodaku sambil mulai merapikan rambutku.
“tau
darimana?”
“mau
tau aja apa mau tau banget?”
“-__-
EUNJI!!”
“aku
tahu dari........................... INI!” eunji memamerkan buku kecil berwarna
merah muda yang aku tahu itu adalah DIARYku
“Eunji!” aku merampas diaryku darinya dan langsung ku dekap.
“hahahahaha
tak perlu segitunya kali, aku sudah baca semuanya kok?!”
“hah?!”
“sudahlah,
enggak perlu kaget gitu. aku enggak nyangka kau sudah menyukainya selama itu.”
“percuma
saja ji, dia sudah ada yang punya.
Sekarang cinta itu hanya tinggal kenangan.” Air mataku mulai mengalir
membentuk sungai-sungai kecil di pipiku.
“ehh?!
Jangan nangis! Ntar make up mu luntur.” Eunji mulai merapikan make upku lagi.
“mianhae.”
“sudah,
kau sudah cantik. Ayo kita berangkat!” kami pun berangkat menuju Incheon airport.
@Incheon
Airport
“apa
kau yakin ji” aku masih saja tidak percaya diri dengan apa yang sudah Eunji
lakukan kepadaku.
“yakin!
Aku yakin 100% myungsoo pasti terpesona ketika melihatmu.”
“oppa!!”
Eunji mulai berteriak keras hingga hampir membuat gendang telingaku pecah. Aku
menyusul Eunji yang sudah jauh berlari di
depanku.
“oppa?!”
aku terkejut melihat orang ang dipeluk Eunji.
Howon oppa? -__-pantesan nih anak rajin banget jemput gue pagi-pagi.
“Naeun?!
3 tahun tak bertemu kau tampak beda ya?”
“oppa
bisa aja!” aku tersipu mendengar pujian sepupuku yang satu ini.
“oppa!
Apa hanya Naeun yang kau puji? Aku tidak?” Eunji mulai ngambek. Kami semua pun tertawa bersama.
“hyung!”
sebuah suara mengagetkan kami bertiga
“ehh!!
Myungsoo, kau lama sekali! Ngapain saja kau di toilet?”
“aku
beli minum nih buat hyung!” hatiku bergetar saat melihat myungsoo lagi setelah
terakhir kami bertemu di jepang. Sejenak kami terdiam, tak ada yang berbicara
sepatah kata pun.
“hmmm.
Lebih baik kita cari makan saja. Oppa laper banget! Tadi di pesawat Cuma dapet
roti doang, perut oppa mana cukup kalau dikasi roti.” Dasar howon oppa, dari
dulu tak pernah berubah. Akhirnya kali berempat pergi ke sebuah restorant
jepang.
Di
dalam restoran kami, aku masih menundukan wajahku. Aku tak berani menatap
myungsoo. Aku hanya meliriknya sekilas. Ia juga tak berusaha menyapaku. Ia
hanya bermain-main dengan hpnya. Sudahlah pikirku. Aku menatap sushi di depanku
tanpa ada nafsu untuk memakannya.
“Naeun?
Kau kenapa? Sakit?” tanya howon oppa.
“tidak
oppa.”
“apa
kau yakin?”
“emmmhh”
aku hanya mengangguk. Aku mulai memakan sushi di hadapanku.
“Naeun”
“ne
oppa”
“oppa
dengar kemarin kau ke jepang? Kenapa kau tak mengunjungi oppa?”
“uhuk”
aku kaget dan langsung tersedak ketika mendengar pertanyaan howon oppa.
“kau
kenapa, minum ini!” seseorang menyerahkan segelas air putih yang langsung aku
minum tanpa sisa.
“gomawo”
ucapku sambil menyerahkan
gelas kosong yang isinya telah aku minum.
“cheomna”
jawabnya singkat.
“tadi kamu kenapa sih? Kok bisa kesedak?” eunji sangat
pani.
“ani, hanya terkejut saja, mian eunji, mian oppa.” Aku
tersenyum dan mencakupkan kedua tanganku di dada tanda menyesal.
“untung tadi myungsoo sigap ngasi kamu air, coba kalau
engga!”
“mwo?! Jeongmal mianhae, jeongmal gomapta!” aku
berdiri dan langsung membungkuk di hadapan myungsoo.
“ne.” ucapnya singkat.
“naeun, kamu belum menjawab pertanyaan oppa.”
“ehh,,,, anu oppa,,, Naeun banyak kegiatan selama
pertukaran pelajar, jadi naeun enggak bisa nengok oppa. Mianhae.” Aku terpaksa
berbohong. Sebenarnya kegiatanku hanya mengenal pendidikan jepang dan menuntut
ilmu trus membandingkannya dengan universitas di seoul. Aku punya waktu yang
cukup banyak untuk sekedar berjalan-jalan disana. Aku juga sudah punya rencana
untuk mengunjungi howon oppa, tapi sayang sejak aku melihat myungsoo dengan
wanita lain, aku jadi tidak berminat untuk berjalan-jalan atau sekedar keluar
untuk refreshing.
“oohh.” Howon oppa hanya mengangguk, syukurlah. Aku
tidak menghabiskan sushi ku, aku hanya menghabiskan es krim sebagai makanan
penutupnya. Setelah itu kami berpisah. Myungsoo pergi duluan karena ada urusan
mendadak, sedangkan howon oppa dan eunji ingin menhabiskan waktu berdua.
Tinggallah aku sendiri.
Kususuri jalan setapak di taman kota Seoul yang masih
Nampak asri. Aku ingat sekali betapa bodohnya aku, di taman ini tepat pada saat
pesta tahun baru aku menyatakan
perasaanku padanya. Sejujurnya aku malu tetapi aku memberanikan diri untuk itu.
Seandainya aku tahu ia sudah punya seorang kekasih mungkin aku akan memendam
perasaan ini untuk selamanya. Mungkin aku akan tetap bias berada di dekatnya
walau tidak menjadi kekasihnya. Aku bodoh! Aku benar-benar bodoh!
“aku pulang!”teriakku sambil merebahkan tubuhku di
sofa. Aku memejamkan mataku sejenak untuk seedar menghapus lelahku. Tapi
pikiranku terus melayang memikirkan myungsoo. Aku sungguh tak menyangka dia
amat sangat tampan.
“apa yang kau pikirkan hah?” aku langsung terbangun.
“anio!” aku langsung menggeleng keras-keras.
“alah ngaku saja pada oppa.” Dongwoon hyung malah
semakin menggodaku.
“aku tahu nih! Pasti lagi mikirin aku ya?” gikwang,
namja pabo yang satu ini malah ikut campur.
“sok tahu kamu!” aku langsung menjotos kepalanya.
“terus siapa dong?!”
“mau tau aja apa mau tau banget?” kali ini aku yang
balas menggoda gikwang.
“ahhh kau ini! Kau enggak ke kampus?”
“buat apa? Aku libur hari ini. Aku ingin santai saja
di rumah” kataku
“ada pentas seni di kampus, kau enggak tau?”
“pentas seni anak fakultas seni?”
“yupss!”
“kau sendiri enggak dateng?”
“ni dah, gue sama gikwang lagi siap-siap mau ke sana
mending kau ikut aja.”
“males aahhh!! anak seni kan rada ……. Sinting!”
“Ohhhh!!! Jadi kamu ngejek oppa?” aduhh salah ngomong
lagi.
“a…aa…ani oppa, ya sudah aku ikut.”
“let’s go!!1”
@seoul national academy
“ahhh!!! Kangen sama udara kampus!”
“lebay!”
“sirik!”
“udah udah, kalian ini udah kayak kucing ama anjing
aja. Kerjaannya berantem mulu! Budek gue dengernya! Mending kita masuk aja ke
dalem.” Gikwang menarik tanganku dan
dongwoon oppa menuju ruang auditorium fakultas kesenian seoul.
“nih!” gikwang menyerahkan segelas pepsi dan sebungkus
popcorn.
“udah kayak nonton bioskop aja nih pake pepsi plus
popcorn segala, tapi thanks ya!”
“welcome”
“kamu enggak ikut pentas?
“ada deh!!”
“hmmm dongwoon oppa kemana?”
“ohh tadi ia nemuin ketua panitia bentar, enggak tahu
mau ngapain!”
“ohhh!” aku baru sadar kalau gikwang begitu perhatian
denganku.walau aku sempat menolak pernyataan cintanya waktu itu.
“naeun, aku tinggal bentar ya, enggak apa kan?” aku
hanya menggeleng. Aku kemali memusatkan perhatianku ke panggung.
“mianhae nona, apa aku bias duduk di tempat ini?” aku
menengok ke arah suara itu.
“myungsoo?! Tentu saja boleh.” Ucapku sambil
tersenyum.
“gomapta.”
“bay the way kamu ngapain disini?” aku berusaha
memulai pembicaraan dengannya.
“aku diajak howon ke sini”
“ohh! Oppa dimana?”
“itu disana.” Ia menunjuk ke arah dua bangku di
belakang kami. Aku hanya tersenyum sambil melambaikan tangan kea rah mereka.
Kami kembali tediam, tenggelam dalam pikiran kami masing-masing. Peertunjukan
pun dimulai dengan aksi berbagai macam dance klasikal. Tiba-tiba lampu padam,
aku mulai panic, karena aku paling takut yang namanya gelap. Tiba-tiba ada yang
menggenggam tanganku. Aku sedik tmerasa lebih nyaman dengan hal ini.
Ajik nan neol itji mothago
Modeun geol da mitji mothago
Ireohke neol bonaeji mothago oneuldo
Dashi mandeuleo bolke uri iyagi kkeut naji anhge aju ginagin
Salgacheul pago seumyeodeuneun sangshilgameun jamshi mudeodulke
Saero sseo naeryeoga shijakeun haengbokhage utgo ittneun neowa na naega nal
Ddeonaji mothage baekyeongeun chulguga eobtneun jobeun bang an
Amureohji anhge nege kiseu hago
Dalkomhan neoui gyeoteul ddeonagajil mothae
Urin kkeut iraneun geon eobseo
#Ireohke nan ddo (Fiction in Fiction)
Itji mothago (Fiction in Fiction)
Nae gaseum sok-e kkeut naji anheul iyagil sseugo isseo
Neol butjabeulge (Fiction in Fiction)
Nohji anheulge (Fiction in Fiction in Fiction)
Kkeut naji anheun neowa naui iyagi sogeseo oneuldo in Fiction
Jigeum yeogin haengbokhan iyagildeul bakke eobseo
Neomu haengbokhan uri dulman-ui iyagi ga ireohke (hyeonsilgwaneun dareuge) sseo isseo
Jeomjeom chaeweojigo isseo
Neoneun naegero dallyeowaseo anhgigo
Pum anh-e angin neoreul naneun jeoldae nohji mothae (mothae, mothae)
Urin kkeut-iraneun geon eobseo
BACK TO #
Modeun geol da mitji mothago
Ireohke neol bonaeji mothago oneuldo
Dashi mandeuleo bolke uri iyagi kkeut naji anhge aju ginagin
Salgacheul pago seumyeodeuneun sangshilgameun jamshi mudeodulke
Saero sseo naeryeoga shijakeun haengbokhage utgo ittneun neowa na naega nal
Ddeonaji mothage baekyeongeun chulguga eobtneun jobeun bang an
Amureohji anhge nege kiseu hago
Dalkomhan neoui gyeoteul ddeonagajil mothae
Urin kkeut iraneun geon eobseo
#Ireohke nan ddo (Fiction in Fiction)
Itji mothago (Fiction in Fiction)
Nae gaseum sok-e kkeut naji anheul iyagil sseugo isseo
Neol butjabeulge (Fiction in Fiction)
Nohji anheulge (Fiction in Fiction in Fiction)
Kkeut naji anheun neowa naui iyagi sogeseo oneuldo in Fiction
Jigeum yeogin haengbokhan iyagildeul bakke eobseo
Neomu haengbokhan uri dulman-ui iyagi ga ireohke (hyeonsilgwaneun dareuge) sseo isseo
Jeomjeom chaeweojigo isseo
Neoneun naegero dallyeowaseo anhgigo
Pum anh-e angin neoreul naneun jeoldae nohji mothae (mothae, mothae)
Urin kkeut-iraneun geon eobseo
BACK TO #
Dashi hanbeon deo malhajiman
Jigeum neoneun nae yeop-e ittdago geureohke mitgo isseo nan
(hajiman Fiction)
Nan mokjeokeul irheobeorin jakga I soseolui kkeuteun eotteohke mamuri (namanui Fiction) jieoya hae
Saranghae saranghae saranghae saranghae saranghae I se geuljaman (modu da Fiction) sseo naeryeoga
Modyeojin pen nunmullo eollukjin nalkeun joh-i wiro (modu da Fiction)
Haengbokhal sudo seulpeul sudo eobseo I iyagi neun
Jigeum nan neomunado haengbokhan saenggak-e iyagireul sseujiman
Modeun ge baramil bbunirago yeojeonhi
Nan haengobkhan geol (Fiction in Fiction in Fiction)
Uri hamkke-in geol (Fiction in Fiction in Fiction)
Ije shijak-in geol (Fiction in Fiction in Fiction)
Kkeuteun eobtneun geol (Fiction in Fiction in Fiction)
Jigeum neoneun nae yeop-e ittdago geureohke mitgo isseo nan
(hajiman Fiction)
Nan mokjeokeul irheobeorin jakga I soseolui kkeuteun eotteohke mamuri (namanui Fiction) jieoya hae
Saranghae saranghae saranghae saranghae saranghae I se geuljaman (modu da Fiction) sseo naeryeoga
Modyeojin pen nunmullo eollukjin nalkeun joh-i wiro (modu da Fiction)
Haengbokhal sudo seulpeul sudo eobseo I iyagi neun
Jigeum nan neomunado haengbokhan saenggak-e iyagireul sseujiman
Modeun ge baramil bbunirago yeojeonhi
Nan haengobkhan geol (Fiction in Fiction in Fiction)
Uri hamkke-in geol (Fiction in Fiction in Fiction)
Ije shijak-in geol (Fiction in Fiction in Fiction)
Kkeuteun eobtneun geol (Fiction in Fiction in Fiction)
Alunan nada fiction terdengar mengalun memenuhi ruang
auditorium kesenian ini. ohh pantesan gikwang bilang ada deh. Ternyata BEAST
pentas. Tepuk tangan yang begitu meriah membahana memenuhi ruangan itu.
Sekarang acara diambil alih oleh pembawa acara yang setahuku bernama park
chorong itu.
“annyeong haseyo!” seru chorong oenni.
“annyeong haseyo!” seru para penonton.
“apakah anda terhibur?”
“sudah!”
“masih mau lagi!”
“masih!”
“baiklah, untuk acara selanjutnya. Kita kedatangan
surprice yang tak kalah heboh. Adakah yang bernama son naeun disini?” mwo? Aku?
Ini pasti ulah dongwoon oppa. Kalau ketemu udah tak bejek-bejek tu anak.
“oh kamu yang namanya son naeun, cantik sekali. Kasi
tepuk tangan yang paling meriah untuk son naeun. Sesuai janji saya tadi, son
naeun akan menyanyikan sebuah lagu untuk kita!” mwo? Nyanyi? Dongwoon oppa!!
Suara petikan gitar mulai mengalun
I'm so glad you made time to see me
How's life? Tell me, how's your family?
I haven't seen them in a while
You've been good, busier than ever
We small talk, work and the weather
Your guard is up, and I know why
Because the last time you saw me
Is still burned in the back of your mind
You gave me roses, and I left them there to die
[Chorus]
So this is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I'm sorry for that night
And I go back to December all the time
It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and make it alright
I go back to December all the time
These days, I haven't been sleeping
Staying up, playing back myself leaving
When your birthday passed, and I didn't call
Then I think about summer, all the beautiful times
I watched you laughing from the passenger side
And realized I loved you in the fall
And then the cold came, the dark days
When fear crept into my mind
You gave me all your love, and all I gave you was goodbye
[Chorus]
So this is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I'm sorry for that night
And I go back to December all the time
It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time
I miss your tan skin, your sweet smile
So good to me, so right
And how you held me in your arms that September night
The first time you ever saw me cry
Maybe this is wishful thinking
Probably mindless dreaming
But if we loved again, I swear I'd love you right
I'd go back in time and change it, but I can't
So if the chain is on your door, I understand
This is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I'm sorry for that night
And I go back to December
It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and make it alright
I go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time, all the time
How's life? Tell me, how's your family?
I haven't seen them in a while
You've been good, busier than ever
We small talk, work and the weather
Your guard is up, and I know why
Because the last time you saw me
Is still burned in the back of your mind
You gave me roses, and I left them there to die
[Chorus]
So this is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I'm sorry for that night
And I go back to December all the time
It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and make it alright
I go back to December all the time
These days, I haven't been sleeping
Staying up, playing back myself leaving
When your birthday passed, and I didn't call
Then I think about summer, all the beautiful times
I watched you laughing from the passenger side
And realized I loved you in the fall
And then the cold came, the dark days
When fear crept into my mind
You gave me all your love, and all I gave you was goodbye
[Chorus]
So this is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I'm sorry for that night
And I go back to December all the time
It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time
I miss your tan skin, your sweet smile
So good to me, so right
And how you held me in your arms that September night
The first time you ever saw me cry
Maybe this is wishful thinking
Probably mindless dreaming
But if we loved again, I swear I'd love you right
I'd go back in time and change it, but I can't
So if the chain is on your door, I understand
This is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I'm sorry for that night
And I go back to December
It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and make it alright
I go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time, all the time
PROK! PROK! PROK! Tepuk tangan membahana di seluruh
ruangan, ku lihat myungsoo bangun dari tempat duduknya dan berlalu entah
kemana. Aku segera turun dari panggung dan mengejar myungsoo, tapi tanganku
dipegang oleh seseorang
“kau mau kemana?”
“gikwang?! Aku masih saja melihat kemana myungsoo
pergi, tapi tetap saja aku tak bias melihatnya.”ehh enggak kemana-mana kok.”
“mau pulang ya?”
“ehh iyyaaa,,, heheheh,,,, habisnya capek banget nih”
“aku anter pulang ya?” aku hanya mengangguk.
Aku menghempaskan tubuhku ke kasurku tercinta. “dasar
myungsoo pabo! Kenapa ia langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun?
Dasar myungsoo pabo! Namja pabo!” aku masih saja mengumpat sambil memukul-mukul
bantal kesayanganku.
Alunan nada ‘be mine’ Infinite tanda panggilan masuk.
Aku menggerutu dalam hati ‘ni orang enggak tau apa orang lagi enggak mood! Pake
acara nelpon segala.’ Aku buka tasku mencari ponselku.
“amplop?” tiba-tiba amplop warna pink terjatuh dari
tasku.
“siapa coba yang ngirimin aku amplop warna pink?”
‘aku tunggu di taman kota seoul tepat malam tahun
baru’
“kok enggak ada nama pengirimnya? Siapa ya kira-kira?”
aku masih saja berkutat dengan pikiranku
“aaa…. Haaaa..!!!! pasti Gikwang. Dasar tu anak,
ngajak jalan aja pake surat segala. Ckckckckck”
Hari pun berganti hari, tak terasa hari ini udah
tanggal 31 desember berarti hari ini adalah malam tahu baru. Jam dinding baru
menunjukan pukul 05.00 pm. Aku masih saja stay di kamarku dengan gelisah. Oh
god help me! Aku pun mengambil tasku dan berjalan menuju teras depan.
“widihhh adek gue udah cantik gini mau kemana?”
dongwoon oppa usilnya kumat lagi
“oppa mau tahu aja apa mau tau banget?” aku malah
balik mengerjai oppaku.
“enggak usah deh. Oppa mau mandi trus nelpon gikwang
biar dia kesini.”
“gikwang mau kesini oppa?”
“iye lah, dia ame gue kan sama-sama lagi jomblo.
Lagian gue ama dia udah janji mau nonton film bareng.” Serasa ada petir di
siang bolong aja. Jadi gikwang mau ngabisin malam tahun baru di rumah bareng
dongwoon oppa? Trus yang ngirim surat buat gue siapa?
“loe enggak jadi pergi?” suara dongwoon oppa
mengaggetkanku
“ehh….. ja,,, jadi kok! Aku pamit oppa!”
Aku berjalan menyusuri taman kota seoul dengan langkah
gontai. Aduhh! Pikiranku terus saja melayang-layang. Siapa sebenarnya yang
mengirim surat itu. mataku mulai mencari sosok orang yang mencurigakan
menurutku. Mataku mulai menangkap sesosok pria yang membelakangiku.
“maaf” aku memegang pundaknya dan ia pun berbalik
“myungsoo?” aku terkejut dengan orang yang ada di
hadapanku saat ini.
“mianhae, aku salah oang” aku pun berbalik hendak
pergi dari tempat itu. tiba-tiba aku merasa tanganku ditarik oleh seseorang dan
tanpa aku sadari aku sudah berada dalam dekapan Kim Myungsoo. “saranghaeyo”
kata myungsoo setengah berbisik kepadaku.
“mwo?” bukannya menjawab pertanyaanku, myungsoo malah
memelukku semakin erat.
“jeongmal sarangaeyo son NaEun” ucapnya lagi dan
semakin mempererat pelukannya. Aku hany bias terdiam tak percaya dengan apa
yang di ungkapkannya.
“myung…. Myungsooo akk…akkkuuu en…enggg.enggak bisaaa
nappaaasssss!” myungsoo langsung melepas pelukannya.
“mianhae naeunie, kau enggak apa kan?” myungsoo nampak
khawatir denganku.
“aku enggak apa.” Ucapku sambil tersenyum. Apa aku
bermimpi? Aku mulai mencubit pipiku
“AAWWW!”
“waeyo? Kamu pasti mikir ini mimpi ya?” aku hanya
mehe-mehe, ia kembali memegang tanganku
“naeunie, aku sangat mencintai kamu, kau tahu desember
tiga tahu lalu aku begitu bodoh karena lari tanpa alasan dan tanpa jawaban yang
pasti. Mian?”
“enggak apa kok, aku sudah tahu jawabannya.” Aku pun
melepas genggaman tangan myungsoo.
“naeun, ini tak seperti yang kau pikirkan. Aku tak
bermaksud melakukan itu.” myungsoo kembali mmeraih tanganku
“myungsoo hentikan! Aku tahu kau memang sudah jadi
milik orang lain sekarang, tolong jangan lakukan ini.” aku mencoba melepaskan
genggaman tangannya lagi, tapi kali ini ia menggenggamnya begitu kuat. Dan
langsung mendekapku ke dalam pelukannya.
“naeun, gedis yang kau lihat di jepang waktu itu dan
kenapa aku meninggalkanmu pada malam tahun bari tiga tahun yang lalu, akan aku
jelaskan sekarang. Maaf bila aku baru mengatakannya.” Myungsoo menarik napasnya
perlahan dan mulai bercerita kembali.
”Tiga tahun lalu aku didiagnosa kanker otak stadium 3,
dokter menyarankan aku untuk fisioterapi ke jepang. Aku berpikir lama untuk
itu, di satu sisi aku tak bias meninggalkanmu, disisi lain aku tak mau
membuatmu menangis karena kepergianku nanti jika fisioterapi tidak berjalan
lancar. Maaf jika aku meninggalkanmu tanpa kabar apa pun. Saat kau melihatku di
jepang bersama yeoja, yeoja itu adalah suster yang merawatku. Aku meyebarkan
gossip bahwa aku sudah berpacaran dengannya selama hamper tiga tahun, itu semua
bohong. Maafkan aku, aku tak tahu harus berkata apa saat kita kembali bertemu.
Maafkan aku yang bodoh ini.” aku semakin mendekap erat tubuh myungsoo seakan aku
tak ingin kehilangan namja itu lagi and I go back to December all the time.
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar