Selasa, 11 Desember 2012

Mix [FF&SF] : My Love Story


Back To  December
(My Love Story)

Author :
Evi aka @evii_topp
Genre :          
Romance, etc
Rating :
Terserah para pembaca  ^^

Main Casts :
‘Infinite’ L / Kim Myungsoo (known as Myungsoo)
‘ ‘A Pink’ Son Naeun
Other Casts :
Infinite’ Hoya / Lee Howon (known as Howon)
‘A Pink’ Jung Eunji
‘BEAST’ Lee Gikwang
‘BEAST’ Son Dongwoon
Another members of Infinite
Another members of A Pink

Type :
ONESHOOT
Hari ini tepat tanggal 1 desember. Rasanya aku tak ingin lagi bangun ke dunia ini. Kenapa harus ada bulan Desember? Kenapa bulan ke 12 harus Desember?  Aku tak sanggup lagi jika harus bertemu dengannya setelah pertengkaran kami sekitar tiga bulan yang lalu melalui jejaring sosial facebook. Aku juga tak sanggup mengingat kedekatan kami selama enam tahun yang berakhir pada bulan Desember tiga tahun tahun lalu. Enam tahun kami bersama dalam suka maupun duka, enam tahun pula cinta itu tumbuh, enam tahun pula aku menyembunyikannya. Desember tiga tahun lalu tepat sebelum ia pergi ke jepang untuk melanjutkan beasiswanya, aku mengumpulkan segenap keberanianku untuk mengungkapkan perasaanku kepadanya tapi ia pergi begitu saja. Sekitar dua tahun yang lalu, ketika aku datang ke Jepang untuk pertukarang pelajar selama tiga bulan, aku melihatnya berpelukan dengan yeoja lain. Aku berusaha bersikap sewajarnya, aku menyapanya dan dia malah pergi tanpa memperdulikanku. Dan baru sekitar  satu setengah tahun yan lalu aku tahu bahwa yeoja yang dipeluknya itu adalah perempuan yang telah menjadi pacarnya selama tiga tahun terakhir ini. Aku sungguh tak percaya,cintaku yang aku pendam selama enam tahun terakhir ini ternyata bertepuk sebelah tangan. Aku juga tak percaya ia berubah begitu saja. Aku tak mengerti arti kebersamaan kami selama enam tahun terakhir ini. Apa yang ia pikirkan tentang hubungan kami selama enam tahun ini. Apa hanya sebuah pernyataan cinta ia tega melupakan persahabatan kami.
“NaaaEuuuunnnnn!!BANGUN!!” sebuah suara keras beserta goncangan hebat menghantam tubuhku. “engghhhh!! Apaan sih!!” aku malah semakin menarik selimutku dan kembali tidur. “NaaaaEuuunnn!!!” suara itu lagi, dan kali ini goncangannya sudah tidak ada tetapi malah selimutku yang ditarik. Sinar matahari menerobos masuk ke dalam kamarku melalui celah-celah di jendela kamarku yang lupa aku tutup semalam, seketika aku langsung menutup mataku karena silau. “nah begini kan bagus. Mana ada anak cewe yang masih tidur jam segini. Cepetan bangun, aku tunggu dibawah.” Suara itu perlahan mengilang diikuti suara derap kaki. Perlahan aku membuka mataku dengan amat sangat terpaksa. Aku bangun dan langsung masuk ke kamar mandi dengan sisa tenagaku.
“lama amat! Aku sampai lumutan nunggunya tau!” Eunji mengomel ketika aku menuruni tangga rumahku.
“siapa suruh nungguin aku?  lagipula ngapain sih pagi-pagi udah ngegusur rumah orang aja?” gerutuku.
“pasti belum mandi ni anak, bau tahu!” bukannya menjawab pertanyaanku, Eunji malah bertanya pertanyaan yang menurutku tidak penting.
“emangnya kenapa kalau aku belum mandi? Lagi pula inikan hari sabtu. Aku libur, jadi bisa santai di rumah.”
“yeee, kamu lupa apa pura-pura lupa? Hari inikan Myungsoo pulang ke Seoul!”
“mwo?! Ciyus?!miapah?!” #ternyata Naeun bisa alay juga ya -__-
“mi goreng, mi tek-tek, mi soba, mi ramyun” #Eunji jualan mi
“trus aku ngapain sekarang?”
“yeee pake tanya segala, ya mandi, trus ganti baju, trus make up, trus turun, trus ke airport, trus ketemu, trus apa lagi ya?” Eunji mulai nyroscos? Enggak jelas.
“iyeee, aku mandi dulu.” Aku pergi meninggalkan Eunji sendirian di ruang tamu.
BLAM! *Suaranya enggak enak*
Aku menutup pintu kamar mandiku. Pikiranku terus menerawang, apa yang harus aku lakukan? Selama ini aku tak pernah menceritakan perasaanku pada eunji. Aku hanya memendam itu sendiri. aku bingung sendiri, aku tak tahu apa yang aku harus lakukan. Haruskah aku datang ke airport? Haruskah aku bertemu dengannya? Aku sangat merindukanya, tapi disisi lain aku terlanjur sakit karenanya. Tuhan tolong aku!
“NAEUUUNNNN!!!!! CEPETAN!!” suara Eunji lagi.
“iyaaa iyyaaaa!” aku segera mandi dengan kilat, dari pada Eunji merobhkan rumah ini dengan teriakannya.
5 menit kemudian.
Eunji. Mianhae aku kelamaan ya?” aku menuruni tangga rumahku.
“aaahhhh!!!! Apa-apan ini? Kau enggak berdandan?”
“-__- aku kira ada apaan?”
“ayo!! Kalau enggak bisa dandan, biar aku yang dandanin.” Eunji menarikku ke kamarku dan mendudukanku di depan meja riasku,Ia mulai membongkar-bongkar isi lemari riasku.
“Naeun!? Hanya bedak? Hanya ini yang kau punya? Kau ini yeoja apa namja hah?!”
“-__-“
“untung aku bawa alat make up, coba kalau enggak. Apa kamu mau bertemu dengan pujaan hatimu itu dengan tampang seperti ini?”Eunji mulai menggodaku.
“Eunji!!! Dia bukan pujaan hatiku. Kau tak tahu dia sudah ada yang punya!?” aku mencoba menenangkan hatiku. Darimana Eunji tahu tentang itu? Aku tak memberitahunya tentang perasaanku?
“alah kau ini jangan berpura-pura terus, aku sudah tahu. Kau mencintainya kan?” Ia kembali menggodaku sambil mulai merapikan rambutku.
“tau darimana?”
“mau tau aja apa mau tau banget?”
“-__- EUNJI!!”
“aku tahu dari........................... INI!” eunji memamerkan buku kecil berwarna merah muda yang aku tahu itu adalah DIARYku
Eunji!” aku merampas diaryku darinya dan langsung ku dekap.
“hahahahaha tak perlu segitunya kali, aku sudah baca semuanya kok?!”
“hah?!”
“sudahlah, enggak perlu kaget gitu. aku enggak nyangka kau sudah menyukainya selama itu.”
“percuma saja ji, dia sudah ada yang punya.  Sekarang cinta itu hanya tinggal kenangan.” Air mataku mulai mengalir membentuk sungai-sungai kecil di pipiku.
“ehh?! Jangan nangis! Ntar make up mu luntur.” Eunji mulai merapikan make upku lagi.
“mianhae.”
“sudah, kau sudah cantik. Ayo kita berangkat!” kami pun berangkat menuju Incheon airport.
@Incheon Airport
“apa kau yakin ji” aku masih saja tidak percaya diri dengan apa yang sudah Eunji lakukan kepadaku.
“yakin! Aku yakin 100% myungsoo pasti terpesona ketika melihatmu.”
“oppa!!” Eunji mulai berteriak keras hingga hampir membuat gendang telingaku pecah. Aku menyusul Eunji yang sudah jauh berlari di depanku.
“oppa?!” aku terkejut melihat orang ang dipeluk Eunji. Howon oppa? -__-pantesan nih anak rajin banget jemput gue pagi-pagi.
“Naeun?! 3 tahun tak bertemu kau tampak beda ya?”
“oppa bisa aja!” aku tersipu mendengar pujian sepupuku yang satu ini.
“oppa! Apa hanya Naeun yang kau puji? Aku tidak?” Eunji mulai ngambek. Kami semua pun tertawa bersama.
“hyung!” sebuah suara mengagetkan kami bertiga
“ehh!! Myungsoo, kau lama sekali! Ngapain saja kau di toilet?”
“aku beli minum nih buat hyung!” hatiku bergetar saat melihat myungsoo lagi setelah terakhir kami bertemu di jepang. Sejenak kami terdiam, tak ada yang berbicara sepatah kata pun.
“hmmm. Lebih baik kita cari makan saja. Oppa laper banget! Tadi di pesawat Cuma dapet roti doang, perut oppa mana cukup kalau dikasi roti.” Dasar howon oppa, dari dulu tak pernah berubah. Akhirnya kali berempat pergi ke sebuah restorant jepang.
Di dalam restoran kami, aku masih menundukan wajahku. Aku tak berani menatap myungsoo. Aku hanya meliriknya sekilas. Ia juga tak berusaha menyapaku. Ia hanya bermain-main dengan hpnya. Sudahlah pikirku. Aku menatap sushi di depanku tanpa ada nafsu untuk memakannya.
“Naeun? Kau kenapa? Sakit?” tanya howon oppa.
“tidak oppa.”
“apa kau yakin?”
“emmmhh” aku hanya mengangguk. Aku mulai memakan sushi di hadapanku.
“Naeun”
“ne oppa”
“oppa dengar kemarin kau ke jepang? Kenapa kau tak mengunjungi oppa?”
“uhuk” aku kaget dan langsung tersedak ketika mendengar pertanyaan howon oppa.
“kau kenapa, minum ini!” seseorang menyerahkan segelas air putih yang langsung aku minum tanpa sisa.
“gomawo” ucapku sambil menyerahkan gelas kosong yang isinya telah aku minum.
“cheomna” jawabnya singkat.
“tadi kamu kenapa sih? Kok bisa kesedak?” eunji sangat pani.
“ani, hanya terkejut saja, mian eunji, mian oppa.” Aku tersenyum dan mencakupkan kedua tanganku di dada tanda menyesal.
“untung tadi myungsoo sigap ngasi kamu air, coba kalau engga!”
“mwo?! Jeongmal mianhae, jeongmal gomapta!” aku berdiri dan langsung membungkuk di hadapan myungsoo.
“ne.” ucapnya singkat.
“naeun, kamu belum menjawab pertanyaan oppa.”
“ehh,,,, anu oppa,,, Naeun banyak kegiatan selama pertukaran pelajar, jadi naeun enggak bisa nengok oppa. Mianhae.” Aku terpaksa berbohong. Sebenarnya kegiatanku hanya mengenal pendidikan jepang dan menuntut ilmu trus membandingkannya dengan universitas di seoul. Aku punya waktu yang cukup banyak untuk sekedar berjalan-jalan disana. Aku juga sudah punya rencana untuk mengunjungi howon oppa, tapi sayang sejak aku melihat myungsoo dengan wanita lain, aku jadi tidak berminat untuk berjalan-jalan atau sekedar keluar untuk refreshing.
“oohh.” Howon oppa hanya mengangguk, syukurlah. Aku tidak menghabiskan sushi ku, aku hanya menghabiskan es krim sebagai makanan penutupnya. Setelah itu kami berpisah. Myungsoo pergi duluan karena ada urusan mendadak, sedangkan howon oppa dan eunji ingin menhabiskan waktu berdua. Tinggallah aku sendiri.
Kususuri jalan setapak di taman kota Seoul yang masih Nampak asri. Aku ingat sekali betapa bodohnya aku, di taman ini tepat pada saat  pesta tahun baru aku menyatakan perasaanku padanya. Sejujurnya aku malu tetapi aku memberanikan diri untuk itu. Seandainya aku tahu ia sudah punya seorang kekasih mungkin aku akan memendam perasaan ini untuk selamanya. Mungkin aku akan tetap bias berada di dekatnya walau tidak menjadi kekasihnya. Aku bodoh! Aku benar-benar bodoh!
“aku pulang!”teriakku sambil merebahkan tubuhku di sofa. Aku memejamkan mataku sejenak untuk seedar menghapus lelahku. Tapi pikiranku terus melayang memikirkan myungsoo. Aku sungguh tak menyangka dia amat sangat tampan.
“apa yang kau pikirkan hah?” aku langsung terbangun.
“anio!” aku langsung menggeleng keras-keras.
“alah ngaku saja pada oppa.” Dongwoon hyung malah semakin menggodaku.
“aku tahu nih! Pasti lagi mikirin aku ya?” gikwang, namja pabo yang satu ini malah ikut campur.
“sok tahu kamu!” aku langsung menjotos kepalanya.
“terus siapa dong?!”
“mau tau aja apa mau tau banget?” kali ini aku yang balas menggoda gikwang.
“ahhh kau ini! Kau enggak ke kampus?”
“buat apa? Aku libur hari ini. Aku ingin santai saja di rumah” kataku
“ada pentas seni di kampus, kau enggak tau?”
“pentas seni anak fakultas seni?”
“yupss!”
“kau sendiri enggak dateng?”
“ni dah, gue sama gikwang lagi siap-siap mau ke sana mending kau ikut aja.”
“males aahhh!! anak seni kan rada ……. Sinting!”
“Ohhhh!!! Jadi kamu ngejek oppa?” aduhh salah ngomong lagi.
“a…aa…ani oppa, ya sudah aku ikut.”
“let’s go!!1”
@seoul national academy
“ahhh!!! Kangen sama udara kampus!”
“lebay!”
“sirik!”
“udah udah, kalian ini udah kayak kucing ama anjing aja. Kerjaannya berantem mulu! Budek gue dengernya! Mending kita masuk aja ke dalem.” Gikwang menarik tanganku dan  dongwoon oppa menuju ruang auditorium fakultas kesenian seoul.
“nih!” gikwang menyerahkan segelas pepsi dan sebungkus popcorn.
“udah kayak nonton bioskop aja nih pake pepsi plus popcorn segala, tapi thanks ya!”
“welcome”
“kamu enggak ikut pentas?
“ada deh!!”
“hmmm dongwoon oppa kemana?”
“ohh tadi ia nemuin ketua panitia bentar, enggak tahu mau ngapain!”
“ohhh!” aku baru sadar kalau gikwang begitu perhatian denganku.walau aku sempat menolak pernyataan cintanya waktu itu.
“naeun, aku tinggal bentar ya, enggak apa kan?” aku hanya menggeleng. Aku kemali memusatkan perhatianku ke panggung.
“mianhae nona, apa aku bias duduk di tempat ini?” aku menengok ke arah suara itu.
“myungsoo?! Tentu saja boleh.” Ucapku sambil tersenyum.
“gomapta.”
“bay the way kamu ngapain disini?” aku berusaha memulai pembicaraan dengannya.
“aku diajak howon ke sini”
“ohh! Oppa dimana?”
“itu disana.” Ia menunjuk ke arah dua bangku di belakang kami. Aku hanya tersenyum sambil melambaikan tangan kea rah mereka. Kami kembali tediam, tenggelam dalam pikiran kami masing-masing. Peertunjukan pun dimulai dengan aksi berbagai macam dance klasikal. Tiba-tiba lampu padam, aku mulai panic, karena aku paling takut yang namanya gelap. Tiba-tiba ada yang menggenggam tanganku. Aku sedik tmerasa lebih nyaman dengan hal ini.
Ajik nan neol itji mothago            
Modeun geol da mitji mothago
Ireohke neol bonaeji mothago oneuldo
Dashi mandeuleo bolke uri iyagi kkeut naji anhge aju ginagin
Salgacheul pago seumyeodeuneun sangshilgameun jamshi mudeodulke
Saero sseo naeryeoga shijakeun haengbokhage utgo ittneun neowa na naega nal
Ddeonaji mothage baekyeongeun chulguga eobtneun jobeun bang an
Amureohji anhge nege kiseu hago
Dalkomhan neoui gyeoteul ddeonagajil mothae
Urin kkeut iraneun geon eobseo
#Ireohke nan ddo (Fiction in Fiction)
Itji mothago (Fiction in Fiction)
Nae gaseum sok-e kkeut naji anheul iyagil sseugo isseo
Neol butjabeulge (Fiction in Fiction)
Nohji anheulge (Fiction in Fiction in Fiction)
Kkeut naji anheun neowa naui iyagi sogeseo oneuldo in Fiction

Jigeum yeogin haengbokhan iyagildeul bakke eobseo
Neomu haengbokhan uri dulman-ui iyagi ga ireohke (hyeonsilgwaneun dareuge) sseo isseo
Jeomjeom chaeweojigo isseo
Neoneun naegero dallyeowaseo anhgigo
Pum anh-e angin neoreul naneun jeoldae nohji mothae (mothae, mothae)
Urin kkeut-iraneun geon eobseo
BACK TO #
Dashi hanbeon deo malhajiman
Jigeum neoneun nae yeop-e ittdago geureohke mitgo isseo nan

(hajiman Fiction)
Nan mokjeokeul irheobeorin jakga I soseolui kkeuteun eotteohke mamuri (namanui Fiction) jieoya hae
Saranghae saranghae saranghae saranghae saranghae I se geuljaman (modu da Fiction) sseo naeryeoga
Modyeojin pen nunmullo eollukjin nalkeun joh-i wiro (modu da Fiction)
Haengbokhal sudo seulpeul sudo eobseo I iyagi neun

Jigeum nan neomunado haengbokhan saenggak-e iyagireul sseujiman
Modeun ge baramil bbunirago yeojeonhi

Nan haengobkhan geol (Fiction in Fiction in Fiction)
Uri hamkke-in geol (Fiction in Fiction in Fiction)
Ije shijak-in geol (Fiction in Fiction in Fiction)
Kkeuteun eobtneun geol (Fiction in Fiction in Fiction)

Alunan nada fiction terdengar mengalun memenuhi ruang auditorium kesenian ini. ohh pantesan gikwang bilang ada deh. Ternyata BEAST pentas. Tepuk tangan yang begitu meriah membahana memenuhi ruangan itu. Sekarang acara diambil alih oleh pembawa acara yang setahuku bernama park chorong itu.
“annyeong haseyo!” seru chorong oenni.
“annyeong haseyo!” seru para penonton.
“apakah anda terhibur?”
“sudah!”
“masih mau lagi!”
“masih!”
“baiklah, untuk acara selanjutnya. Kita kedatangan surprice yang tak kalah heboh. Adakah yang bernama son naeun disini?” mwo? Aku? Ini pasti ulah dongwoon oppa. Kalau ketemu udah tak bejek-bejek tu anak.
“oh kamu yang namanya son naeun, cantik sekali. Kasi tepuk tangan yang paling meriah untuk son naeun. Sesuai janji saya tadi, son naeun akan menyanyikan sebuah lagu untuk kita!” mwo? Nyanyi? Dongwoon oppa!! Suara petikan gitar mulai mengalun
I'm so glad you made time to see me
How's life? Tell me, how's your family?
I haven't seen them in a while
You've been good, busier than ever
We small talk, work and the weather
Your guard is up, and I know why
Because the last time you saw me
Is still burned in the back of your mind
You gave me roses, and I left them there to die

[Chorus]
So this is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I'm sorry for that night
And I go back to December all the time
It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and make it alright
I go back to December all the time

These days, I haven't been sleeping
Staying up, playing back myself leaving
When your birthday passed, and I didn't call
Then I think about summer, all the beautiful times
I watched you laughing from the passenger side
And realized I loved you in the fall
And then the cold came, the dark days
When fear crept into my mind
You gave me all your love, and all I gave you was goodbye
[Chorus]
So this is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I'm sorry for that night
And I go back to December all the time
It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time

I miss your tan skin, your sweet smile
So good to me, so right
And how you held me in your arms that September night
The first time you ever saw me cry
Maybe this is wishful thinking
Probably mindless dreaming
But if we loved again, I swear I'd love you right
I'd go back in time and change it, but I can't
So if the chain is on your door, I understand

This is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I'm sorry for that night
And I go back to December
It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and make it alright
I go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time, all the time

PROK! PROK! PROK! Tepuk tangan membahana di seluruh ruangan, ku lihat myungsoo bangun dari tempat duduknya dan berlalu entah kemana. Aku segera turun dari panggung dan mengejar myungsoo, tapi tanganku dipegang oleh seseorang
“kau mau kemana?”
“gikwang?! Aku masih saja melihat kemana myungsoo pergi, tapi tetap saja aku tak bias melihatnya.”ehh enggak kemana-mana kok.”
“mau pulang ya?”
“ehh iyyaaa,,, heheheh,,,, habisnya capek banget nih”
“aku anter pulang ya?” aku hanya mengangguk.
Aku menghempaskan tubuhku ke kasurku tercinta. “dasar myungsoo pabo! Kenapa ia langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun? Dasar myungsoo pabo! Namja pabo!” aku masih saja mengumpat sambil memukul-mukul bantal kesayanganku.
Alunan nada ‘be mine’ Infinite tanda panggilan masuk. Aku menggerutu dalam hati ‘ni orang enggak tau apa orang lagi enggak mood! Pake acara nelpon segala.’ Aku buka tasku mencari ponselku.
“amplop?” tiba-tiba amplop warna pink terjatuh dari tasku.
“siapa coba yang ngirimin aku amplop warna pink?”
‘aku tunggu di taman kota seoul tepat malam tahun baru’
“kok enggak ada nama pengirimnya? Siapa ya kira-kira?” aku masih saja berkutat dengan pikiranku
“aaa…. Haaaa..!!!! pasti Gikwang. Dasar tu anak, ngajak jalan aja pake surat segala. Ckckckckck”
Hari pun berganti hari, tak terasa hari ini udah tanggal 31 desember berarti hari ini adalah malam tahu baru. Jam dinding baru menunjukan pukul 05.00 pm. Aku masih saja stay di kamarku dengan gelisah. Oh god help me! Aku pun mengambil tasku dan berjalan menuju teras depan.
“widihhh adek gue udah cantik gini mau kemana?” dongwoon oppa usilnya kumat lagi
“oppa mau tahu aja apa mau tau banget?” aku malah balik mengerjai oppaku.
“enggak usah deh. Oppa mau mandi trus nelpon gikwang biar dia kesini.”
“gikwang mau kesini oppa?”
“iye lah, dia ame gue kan sama-sama lagi jomblo. Lagian gue ama dia udah janji mau nonton film bareng.” Serasa ada petir di siang bolong aja. Jadi gikwang mau ngabisin malam tahun baru di rumah bareng dongwoon oppa? Trus yang ngirim surat buat gue siapa?
“loe enggak jadi pergi?” suara dongwoon oppa mengaggetkanku
“ehh….. ja,,, jadi kok! Aku pamit oppa!”
Aku berjalan menyusuri taman kota seoul dengan langkah gontai. Aduhh! Pikiranku terus saja melayang-layang. Siapa sebenarnya yang mengirim surat itu. mataku mulai mencari sosok orang yang mencurigakan menurutku. Mataku mulai menangkap sesosok pria yang membelakangiku.
“maaf” aku memegang pundaknya dan ia pun berbalik
“myungsoo?” aku terkejut dengan orang yang ada di hadapanku saat ini.
“mianhae, aku salah oang” aku pun berbalik hendak pergi dari tempat itu. tiba-tiba aku merasa tanganku ditarik oleh seseorang dan tanpa aku sadari aku sudah berada dalam dekapan Kim Myungsoo. “saranghaeyo” kata myungsoo setengah berbisik kepadaku.
“mwo?” bukannya menjawab pertanyaanku, myungsoo malah memelukku semakin erat.
“jeongmal sarangaeyo son NaEun” ucapnya lagi dan semakin mempererat pelukannya. Aku hany bias terdiam tak percaya dengan apa yang di ungkapkannya.
“myung…. Myungsooo akk…akkkuuu en…enggg.enggak bisaaa nappaaasssss!” myungsoo langsung melepas pelukannya.
“mianhae naeunie, kau enggak apa kan?” myungsoo nampak khawatir denganku.
“aku enggak apa.” Ucapku sambil tersenyum. Apa aku bermimpi? Aku mulai mencubit pipiku
“AAWWW!”
“waeyo? Kamu pasti mikir ini mimpi ya?” aku hanya mehe-mehe, ia kembali memegang tanganku
“naeunie, aku sangat mencintai kamu, kau tahu desember tiga tahu lalu aku begitu bodoh karena lari tanpa alasan dan tanpa jawaban yang pasti. Mian?”
“enggak apa kok, aku sudah tahu jawabannya.” Aku pun melepas genggaman tangan myungsoo.
“naeun, ini tak seperti yang kau pikirkan. Aku tak bermaksud melakukan itu.” myungsoo kembali mmeraih tanganku
“myungsoo hentikan! Aku tahu kau memang sudah jadi milik orang lain sekarang, tolong jangan lakukan ini.” aku mencoba melepaskan genggaman tangannya lagi, tapi kali ini ia menggenggamnya begitu kuat. Dan langsung mendekapku ke dalam pelukannya.
“naeun, gedis yang kau lihat di jepang waktu itu dan kenapa aku meninggalkanmu pada malam tahun bari tiga tahun yang lalu, akan aku jelaskan sekarang. Maaf bila aku baru mengatakannya.” Myungsoo menarik napasnya perlahan dan mulai bercerita kembali.
”Tiga tahun lalu aku didiagnosa kanker otak stadium 3, dokter menyarankan aku untuk fisioterapi ke jepang. Aku berpikir lama untuk itu, di satu sisi aku tak bias meninggalkanmu, disisi lain aku tak mau membuatmu menangis karena kepergianku nanti jika fisioterapi tidak berjalan lancar. Maaf jika aku meninggalkanmu tanpa kabar apa pun. Saat kau melihatku di jepang bersama yeoja, yeoja itu adalah suster yang merawatku. Aku meyebarkan gossip bahwa aku sudah berpacaran dengannya selama hamper tiga tahun, itu semua bohong. Maafkan aku, aku tak tahu harus berkata apa saat kita kembali bertemu. Maafkan aku yang bodoh ini.” aku semakin mendekap erat tubuh myungsoo seakan aku tak ingin kehilangan namja itu lagi and I go back to December all the time.
The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar