Rabu, 13 Februari 2013

Short Story : Waiting...


Waiting…
( If I must wait for you, I will try and do it until the rest of my life… )

3 tahun yang lalu…
- Happy day, but not happy ending -
13 Februari 2009
Hari yang kunantikan pun tiba.Ya, hari ini merupakan hari anniversaryku yang ke-3 dengan Kevin.Memang tidak mudah menjaga hubungan kami selama itu.Dulu, kami juga sempat break karena suatu masalah, tapi kami dapat mengatasi semuanya.
Kali ini, Kevin mengajakku untuk pergi ke tempat yang biasa kami kunjungi. Sebuah taman yang dihiasi air mancur di tengah-tengahnya. Tepat pukul 5 sore Kevin menjemputku.Tak seperti biasanya, kali ini Kevin terlihat sedikit muram.
“Kamu kenapa, Vin?” tanyaku
Kevin hanya diam. Aku pun mencoba menanyakannya lagi/
“Hey, Kevin… Kamu kenapa?Apa ada masalah?”
“Hmm, nggak… nggak kok, aku baik-baik aja. Kamu udah siap kan?”
“Iya, aku udah siap kok…”
Kevin hanya tersenyum kecil melihatku. Aku sempat berfikir ada apa dengan Kevin. Apakah aku berbuat kesalahan padanya. Tak biasanya ia bersikap seperti ini. Ia seolah-olah menyembunyikan sesuatu dariku. Tapi, ya sudahlah.Hari ini adalah hari bahagia kami, tak seharusnya aku memikirkan hal-hal seperti itu.
Di perjalanan Kevin tak banyak bicara. Aku sudah berusaha agar ia kembali ceria, tapi sepertinya kali ini usahaku sia-sia.
Sekitar 30 menit, kami pun sampai di taman yang sering kami kunjungi. Kami hanya berjalan-jalan mengitari taman ini. Sesekali kami juga duduk di bangku taman ini. Tepat pukul 7 malam, festifal air mancur pun dimulai.Aku sangat menikmatinya.Namun, lagi-lagi Kevin terlihat bengong.
“Hey, Kevin… Kamu kenapa? Dari tadi aku perhatiin kamu diem aja. Kamu lagi ada masalah?” tanyaku
“Aku baik-baik aja kok , Win. Kamu nggak usah khawatirin aku.”
“Baik-baik aja gimana, dari tadi kamu itu diem aja. Nggak biasanya kamu kayak gini. Kalo kamu emang ada masalah cerita sama aku. Atau aku ada salah sama kamu?”
“Kamu jangan salah paham gini. Aku baik-baik aja kok…”
“Iya deh terserah…” jawabku sembari meninggalkannya sendirian di bangku taman itu.
Aku pun berjalan sendirian menyusuri taman ini. Aku pun seperti ingin menangis mengingat kejadian tadi. Kecewa!
Dari kejauhan aku mendengar seseorang memanggil-manggil namaku.Rupanya itu Kevin. Sepertinya ia kebingungan mencariku.
“Winda… Kamu dimana?” teriaknya.
Ia berlari sambil terus mencariku. Walaupun aku mendengar teriakannya, aku tetap diam. Sampai akhirnya ia melihatku sedang duduk di dekat tangga. Ia pun menghampiriku.
“Kamu di sini ternyata…” ucapnya.
Aku pun segera menghapus air mataku. Aku tidak ingin menunjukkan rasa sedihku di depannya.
Saat ia duduk di sampingku, aku langsung berdiri dan berniat untuk meninggalkannya lagi. Tapi, ia memegang tanganku.
“Kamu mau pergi lagi?” ucapnya
Aku hanya diam. Aku sedang tidak ingin berdebat dengannya kali ini.
“Kamu marah gara-gara sikap aku tadi?” ucapnya lagi
“Tolong, lepasin tanganku…” pintaku
“Aku minta maaf, Win. Aku nggak bermaksud bikin kamu kayak gini tadi…”
“Tolong lepasin tangan aku, Vin…”
“Aku nggak akan ngelepasin tangan kamu sampai kamu mau maafin aku…”
Saat aku mecoba membalikkan badanku, Kevin langsung memelukku.
“Please… Maafin aku… Maafin aku Winda…”
***
14 Februari 2010
- Only hope -
Tak seperti biasanya, kali ini aku merayakan ulang tahunku tanpa Kevin.Setahun sudah aku resmi ‘putus’ dengan Kevin.Ya, kami putus tepat di hari Valentine, hari kasih sayang dan di hari ulang tahunku.Ia meminta break sejenak karena ia melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Ia tidak ingin kami LDR. Karena alasan itulah ia meminta break sejenak.
Ia berjanji padaku, bahwa setelah ia kembali dari luar negeri, ia akan kembali padaku lagi. Dan ia juga meminta agar aku tetap setia menantinya. Aku pun mengiyakan permintaannya itu.Memang, aku merasa sedikit sedih dan kecewa dengan keputusan yang dibuat olehnya ini.Sayang, nasi sudah menjadi bubur.
***
31 Desember 2010
- Still waiting… -
2 tahun sudah Kevin tak mengabariku. Entah apa yang membuatnya terasa sesibuk ini. Apakah ia masih ingat denganku? Apakah dia sudah tidak menganggapku lagi?Sungguh, perasaanku bercampur.Walau aku sudah terbiasa tanpa Kevin, tapi aku tetap saja tidak bisa melupakannya.Setiap hari aku selalu menunggu kabar darinya.Teman-temanku pun hampir setiap hari menyarankanku untuk berhenti mengharapkannya.
“Winda, Winda… udah 2 tahun loh Win… Masih aja ngarepin dia…” ucap Mella, teman dekatku.
“Terus aku harus gimana, Mel? Kamu tau kan kalo aku sama Kevin pernah pacaran 3 tahun? Susah Mel, susah…”
“Aku ngerti kok, Win.Tapi setidaknya kamu jangan terjebak di masa lalu kamu. Kalo kamu masih hidup di masa lalu, nggak akan ada masa depan buat kamu…”
Aku hanya terdiam mendengar nasehat dari Mella.
“Lebih baik sekarang kamu berhenti mikirin si Kevin.Jangan buang-buang perasaan kamu.Di sini kamu selalu mikirin dia, tapi apa di sana dia juga selalu mikirin kamu?”
“Stop, Mel…” ucapku
“Sekarang kamu tinggal pilih, tetep tinggal di masa lalu dan nggak akan ada masa depan, atau pergi dari masa lalu dan memulai hidup baru di masa depan?”
Mella pun pergi meninggalkanku sendirian di taman yang sering aku kunjungi bersama Kevin dulu.
***
15 Juli2011
- We can’t change our past but we can change our future -
“Winda…ada surat buat kamu, sayang…” teriak ibuku
“Surat?” gumamku “Iya, Ma… tunggu bentar…” teriakku dari dalam kamar.
Aku pun segera berlari keluar kamar dan menuruni anak tangga di rumahku.
“Surat dari siapa, Ma?”
“Mama juga nggak tau, nggak ada identitas pengirimnya…”
“Hmm, aneh…”
Aku pun duduk di kursi yang ada di ruang tamuku. Aku pun membolak balikkan surat itu. Penasaran lebih tepatnya. Sebuah surat dikirim padaku tanpa menuliskan identitas. Perlahan aku mulai membuka surat itu.
“Dear Winda…
Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday, happy birthday to you J
Happy 22nd Birthday and Happy Valentine’s Day J
Apa kabar? Apa kuliah kamu berjalan lancar? Dan bagaimana dengan wisudamu?
Hmm, kalau kamu sudah membaca surat ini, itu artinya aku sedang bersiap-siap untuk pergi…
Maaf karena selama ini aku telah membuatmu menuggu dan terima kasih karena kamu masih percaya padaku
Semoga kamu masih ingat siapa aku J
Begitulah isi surat tersebut
“Aneh ah…”
“Apa isi suratnya, sayang?” tanya ibuku
“Biasalah, Ma… Nanyain kabar sama ngucapin happy birthday…”
“Loh, bukannya ulang tahun kamu udah lewat ya? Aneh..Udah tau siapa pengirimnya?”
“Belum, Ma. Sama sekali nggak isi identitas pengirimnya…”
Aku pun menuju kamarku. Berulang-ulang aku membaca surat tersebut. Sempat terpikirkan bahwa Kevinlah yang mengirimi aku surat ini. Tapi bagaimana mungkin itu Kevin?Ahh, sudahlah.Mungkin ini karena aku terlalu memikirkannya. Benar kata Mella, jika aku tetap hidup di masa lalu, tidak aka nada masa depat untukku. Semangat Winda, semangat!
Sedikit demi sedikit, aku mulai bisa melupakan Kevin.Semua hal-hal yang ada hubungannya dengan Kevin aku simpan ke dalam sebuah kardus. Awalnya aku berencana untuk membuangnya, namun hatiku berkata lain. Akhirnya aku memutuskan untuk menyimpannya di gudang. Sebenarnya aku tidak ingin melakukannya, tapi apa yang dikatakan oleh Mella itu benar. Untuk apa kita merubah masa lalu, lebih baik kita merubah masa depan kita sebelum terlambat J
***
9 Februari 2012
- Finally, I can but I can’t
Hari ini adalah hari wisudaku.Seluruh keluargaku dan teman-temanku datang ke acaraku ini.Termasuk keluarga Kevin pun datang.Aku sempat terkejut melihat kedatangan keluarganya.
“Selamat ya, Winda… Akhirnya kamu wisuda.” ucap Mama Kevin
“Iya, tante… Makasi… Oh iya, kok om sama tante bisa tau kalo acara wisudanya Winda sekarang? Bukannya om sama tante belakangan ini pindah ke luar negeri?”
“Hah? Ada-ada aja kamu, Winda… Kita udah lama balik ke Indonesia.Sekitar satu setengah tahun yang lalu.Emang Kevin nggak ada ngasi tau kamu?”
“Nggak ada om, tante.Emang sekarang Kevin ada di mana?”
“Setaunya om sama tante, Kevin tinggal di villa disekitar kampus kamu. Tapi, om lupa alamatnya dimana…”
“Oh, makasi ya om, tante…”
Setelah selesai acara wisuda, aku pun segera mencari Kevin.Aku mengunjungi setap villa yang ada di dekat kampusku, namun tampaknya sia-sia.Aku sempat putus asa, namun aku tetap memaksakan diriku untuk mencari villa tempat tinggal Kevin.Hingga akhirnya aku sampai di sebuah villa.
“Kelihatannya villa ini kosong. Mending aku cek aja…” gumamku
Aku pun memberanikan datang ke villa itu. Saat aku sampai di depan gerbang villa tersebut, seseorang menghampiriku.
“Ada yang bisa saya bantu, Nak?” ucap seorang ibu-ibu yang rumahnya berada di samping villa itu.
“Hmm, ibu tau siapa yang tinggal di villa ini?” tanyaku
“Sekarang villa ini kosong, Nak.Kalau dulu sempet ada seorang anak muda yang tinggal di villa ini.Seinget ibu namanya Kevin.Tapi dia udah lama nggak tinggal di sini.Terkahir kali ibu liat dia waktu malam tahun baru.”
“Kevin, Bu? Ibu yakin namanya Kevin?” tanyaku penasaran
“Iya, nak.Setau ibu namanya Kevin.Kelihatannya sih dia baru pulang dari luar negeri.”
Apa benar orang yang dimaksud ibu ini adalah Kevin? Atau ini kebetulan namanya yang sama?
“Kalo gitu makasi ya, Bu atas informasinya. Saya pamit dulu…”
“Iya, Nak. Sama-sama…”
Karena hari sudah malam, aku pun memutuskan untuk pulang.Di perjalanan, aku teringat terus oleh Kevin.Kali ini aku merasa bahwa Kevin benar-benar telah kembali.Semoga saja kali ini firasatku benar.
Sekitar 30 menit perjalanan, akhirnya aku sampai di rumah.Tak seperti biasanya, kali ini rumahku terlihat ramai.Aku pun masuk ke dalam.
“Winda pulang…” ucapku.
Rupanya ayah dan ibu Kevin ada di rumahku.Kali ini mereka terlihat sedih.
“Eh ada om sama tante. Tumben om sama tante main ke sini lagi? Emangnya ada apa?”
“Kamu dari mana aja, Win? Kok jam segini baru pulang? Apa kamu nggak capek habis wisuda kamu langsung pergi?” tanya mamaku cerewet.
“Ya, capeklah ma…Papa mana, Ma?”
“Mending sekarang kamu beres-beres dulu, sayang…” ucap mamaku
“Emang kita mau kemana, Ma semalem ini?”
“Kamu ini cerewet banget, cepetan sana…”
Aku pun mengiyakan permintaaan ibuku.Aku pun segera bergegas.
***
“Kita sebenernya mau kemana om, tante?” tanyaku
“Nanti kamu juga tau, Winda. Tapi tante sama om berharap kamu jangan sedih setelah kamu tau…” ucap ibu Kevin seraya mengusap air matanya dan berusaha untuk tidak terlarut dalam kesedihan.
Aku pun semakin penasaran setelah mendengar perkataan ibu Kevin.
Tak lama, akhirnya kami sampai di suatu rumah sakit.
“Ma, ngapain kita kesini? Emang siapa yang sakit?” tanyaku berbisik
“Udah kamu nggak usah cerewet, nanti juga kamu tau sendiri…” jawab mamaku singkat
Aku, ibuku dan kedua orang tua Kevin menuruni mobil dan segera menuju ke dalam rumah sakit.
“Papa yakin ini kamarnya?” ucap ibunda Kevin
“Iya, Ma. Nggak salah lagi, ini kamarnya…”
Kamar 468. Aku pun masih bingung ketika sampai di depan kamar ini. Saat aku ingin ikut masuk ke dalam kamar itu, ibuku dan kedua orang tua Kevin memintaku untuk tetap tinggal di luar.Sungguh menjengkelkan.Mereka memperlakukanku seperti anak kecil.Apa mereka lupa, aku ini sudah wisuda. Aku bukan anak kecil lagi.
Aku pun duduk di bangku di luar kamar itu.Aku hampir saja tertidur di sana. Saat aku menolehkan kepalaku, ternyata Kevin berada di sebelahku.Aku pun terkejut.
“Ke-Kevin?”
Kevin hanya tersenyum melihatku.Ia sama sekali tak ada mengucapkan sepatah kata pun kepadaku. Aku sempat tidak percaya.Aku pun mengusap-usap mataku.Namun kali ini Kevin menghilang.Aku pun mulai berfikir.
“Apa tadi itu benar Kevin? Ahh, nggak, nggak… Stop Winda… Itu tadi cuma ilusi kamu… Stop negative thinking Winda…” ucapku berusaha menenangkan diri.
Sungguh, perasaanku tentang Kevin semakin menguat.Sama seperti saat di villa tadi.Aku bisa merasakan bahwa Kevin memang ada di sini.Semoga saja firasatku tidak salah.
Hampir 1 jam aku menunggu di luar kamar ini. Amat bosan rasanya.Aku pun mencoba untuk masuk ke dalam kamar tersebut.Perlahan aku membuka pintu kamar itu.Saat aku menengokkan kepalaku dari balik tembok di dalam kamar itu, aku melihat orang tuaku dan orang tua Kevin menangis. Entah apa yang mereka tangisi. Aku pun memberanikan diri untuk mendekati mereka.Saat aku hampir sampai di dekat mereka, aku mulai bisa melihat wajah orang yang terbaring di atas tempat tidur tersebut.
“Ke-Kevin…” ucapku
Tak kusangka, ternyata orang yang terbaring di atas tempat tidur itu adalah Kevin.Ya, Kevin mantan kekasihku.Aku sungguh tak percaya bahwa itu Kevin.Aku berjalan perlahan mendekati Kevin.Orang tuaku dan orang tua Kevin pun melihatku.
“Ke-Kevin…” ucapku lagi
Sungguh, kali ini tubuhku berada di luar kendali.Air mataku menetes begitu saja.Aku juga tidak bisa menghentikan langkah kakiku.Saat aku sampai di dekat Kevin, aku hampir terjatuh, namun orang tuaku memegangku.
Aku pun menangis di samping Kevin.Aku masih tak percaya bahwa ini adalah Kevin.Tak pernah sebelumnya aku melihatnya terbaring seperti ini.
“Om.. Tante..Kevin kenapa? Kenapa dia tidur di sini?” ucapku sambil menangis
Kedua orang tua Kevin hanya terdiam dan menangis.
“Ma..Pa.. Kenapa Kevin? Tolong bangunin dia... Tolong, Ma, Pa..”
Orang tuaku dan orang tua Kevin berusaha menenangkanku.
“Kevin.. Bangun Kevin.. Bangun.. Kamu nggak boleh tidur lagi... Apa kamu nggak mau ketemu sama aku lagi, Vin? Bangun Vin... bangun...”
***
10 Februari 2012
Hari ini Kevin masih belum terbangun dari komanya. Ternyata selama ini ia menderita penyakit pada jantungnya. Dokter mengatakan bahwa harapan hidupnya tidaklah banyak, tapi aku tetap yakin Kevin akan sembuh kembali. Bahkan jika Kevin tidak mendapatkan donor jantung dengan segera, mustahil untuk kesembuhannya.
Aku masih setia menunggui Kevin.Dari kemarin malam hingga sekarang aku tidak ingin beranjak dari Kevin. Aku takut jika dia tidak akan bangun lagi. Aku takut jika aku tidak akan melihatnya lagi. Orang tuaku dan Orang tua Kevin nampaknya mengerti bagaimana perasaanku.
“Pak, Bu... Kevin harus segera mendapatkan donor jantung, jika tidak, kemungkinannya sangat kecil...” ucap dokter yang menangani Kevin
“Kita harus mencari donor jantung dimana, Dok? Dokter sendiri tau kan, mencari donatur jantung itu tidaklah mudah...”
“Tapi inilah jalan satu-satunya...”
Aku menjadi makin sedih mendengar semua itu.
***
12 Februari 2012
Hari ini adalah hari dimana Kevin mendapatkan donor jantung.Operasi pun segera dilakukan oleh dokter.Namun sayang, aku tidak bisa menemani Kevin.
Hampir 2 jam orang tuaku dan orang tua Kevin menunggu operasi ini. Tak lama kemudian, dokter pun keluar dari ruang operasi.
“Bagaimana, Dok? Apakah operasinya berhasil?”
“Selamat, Pak, Bu. Operasinya berhasil..”
Orang tua Kevin sangat senang mendengar kabar dari dokter.Mereka pun menanyakan siapa donatur jantung untuk Kevin.
“Nanti pasti saya akan beritahu..”
***
“Kevin dimana?” ucap Kevin saat tersadar dari tidurnya
“Pa.. Kevin udah sadar..” teriak ibu Kevin
“Ma, Kevin dimana?”
“Syukurlah, Vin..Kahirnya kamu sadar...” ucap Ibunya seraya meneteskan air mata bahagianya.
“Om, Tante... Om sama tante ada di sini juga? Winda nggak ikut ke sini?”
Suasana bahagia pun tiba-tiba terpecahkan.Orang tuaku dan orang tuanya pun menunjukkan raut kesedihan.
“Loh, Om, Tante, Mama sama Papa kenapa jadi sedih gitu? Emang ada apa sama Winda?”
“Winda.. Winda koma, Vin..” jawab ibuku
“A-apa?Ko-koma?”
Kevin pun terlihat shock mendengar berita tersebut.Iapun minta diantarkan ke kamarku. Saat ia tiba di kamarku, ia terlihat tidak percaya. Ia pun menangis.
“Winda.. Bangun, Win.. Bangun..Kenapa sekarang kamu yang tidur? Bangun Win, bangun..” ucap Kevin
“Udah, Kevin.. Udah..” pinta Mamaku
“Kenapa harus Winda yang terbaring di sini tante?Kenapa nggak aku aja?”
Tiba-tiba.........
“Kevin...” ucapku
Semua yang berada di dalam kamar pun tertuju padaku.
“Winda...” ucap Kevin
“Kevin......”
Kevin terlihat bahagia saat melihatku sadar.Ia pun menggenggam tanganku erat.
“Kamu bodoh, Winda... ngapain kamu ngelakuin ini?”
Aku hanya tersenyum melihat Kevin.Ingin sekali rasanya aku memeluk Kevin untuk yang terkahir kalinya dan mengatakan bahwa aku tidak pernah menyesal karena telah membuatku menunggu cukup lama.
“Ma-ka-sih Kevin...” begitulah kata-kataku.
Aku pun tidak dapat mendengar kata-kata dari orang-orang yang ku sayangi lagi. Tapi kini aku merasa bahagia, karena aku akan selamanya dapat melihat Kevin lagi dan menjaga orang-orang yang aku cinta dan aku sayangi dari atas sini.

- MY LAST LETTER FOR KEVIN -

Hay, apa kabar? Bagaimana keadaanmu sekarang ini?Apakah jantungmu sudah membaik?
Sangat senang bisa melihatmu kembali seperti semula...
Sekarang aku tau siapa pengirim surat itu...
Seseorang yang telah membuatku menunggu selama ini...
3 tahun, sungguh lama bagiku...
Sempat aku berfikir untuk tidak mengharapkanmu lagi...
Tapi sekarang aku mengerti apa arti menunggu yang sesungguhnya...
Aku harap kamu tidak melakukan hal sama sepertiku...
Terjebak di masa lalu, itu membuatku tidak memiliki masa depan...
Untuk yang terakhir, tolong jaga kesehatan jantungmu...
Aku akan menjagamu selalu, walaupun aku berada di tempat yang jauh darimu...

( Winda )


mudah-mudahan kalian suka sama ceritanya ya reader(s) ^^
Happy Valentine Day ♥