Waiting…
(
If I must wait for you, I will try and do it until the rest of my life… )
3
tahun yang lalu…
- Happy day,
but not happy ending -
13
Februari 2009
Hari
yang kunantikan pun tiba.Ya, hari ini merupakan hari anniversaryku yang ke-3
dengan Kevin.Memang tidak mudah menjaga hubungan kami selama itu.Dulu, kami
juga sempat break karena suatu
masalah, tapi kami dapat mengatasi semuanya.
Kali
ini, Kevin mengajakku untuk pergi ke tempat yang biasa kami kunjungi. Sebuah
taman yang dihiasi air mancur di tengah-tengahnya. Tepat pukul 5 sore Kevin
menjemputku.Tak seperti biasanya, kali ini Kevin terlihat sedikit muram.
“Kamu
kenapa, Vin?” tanyaku
Kevin
hanya diam. Aku pun mencoba menanyakannya lagi/
“Hey,
Kevin… Kamu kenapa?Apa ada masalah?”
“Hmm,
nggak… nggak kok, aku baik-baik aja. Kamu udah siap kan?”
“Iya,
aku udah siap kok…”
Kevin
hanya tersenyum kecil melihatku. Aku sempat berfikir ada apa dengan Kevin.
Apakah aku berbuat kesalahan padanya. Tak biasanya ia bersikap seperti ini. Ia
seolah-olah menyembunyikan sesuatu dariku. Tapi, ya sudahlah.Hari ini adalah
hari bahagia kami, tak seharusnya aku memikirkan hal-hal seperti itu.
Di
perjalanan Kevin tak banyak bicara. Aku sudah berusaha agar ia kembali ceria,
tapi sepertinya kali ini usahaku sia-sia.
Sekitar
30 menit, kami pun sampai di taman yang sering kami kunjungi. Kami hanya
berjalan-jalan mengitari taman ini. Sesekali kami juga duduk di bangku taman
ini. Tepat pukul 7 malam, festifal air mancur pun dimulai.Aku sangat menikmatinya.Namun,
lagi-lagi Kevin terlihat bengong.
“Hey,
Kevin… Kamu kenapa? Dari tadi aku perhatiin kamu diem aja. Kamu lagi ada
masalah?” tanyaku
“Aku
baik-baik aja kok , Win. Kamu nggak usah khawatirin aku.”
“Baik-baik
aja gimana, dari tadi kamu itu diem aja. Nggak biasanya kamu kayak gini. Kalo
kamu emang ada masalah cerita sama aku. Atau aku ada salah sama kamu?”
“Kamu
jangan salah paham gini. Aku baik-baik aja kok…”
“Iya
deh terserah…” jawabku sembari meninggalkannya sendirian di bangku taman itu.
Aku
pun berjalan sendirian menyusuri taman ini. Aku pun seperti ingin menangis
mengingat kejadian tadi. Kecewa!
Dari
kejauhan aku mendengar seseorang memanggil-manggil namaku.Rupanya itu Kevin.
Sepertinya ia kebingungan mencariku.
“Winda…
Kamu dimana?” teriaknya.
Ia
berlari sambil terus mencariku. Walaupun aku mendengar teriakannya, aku tetap
diam. Sampai akhirnya ia melihatku sedang duduk di dekat tangga. Ia pun
menghampiriku.
“Kamu
di sini ternyata…” ucapnya.
Aku
pun segera menghapus air mataku. Aku tidak ingin menunjukkan rasa sedihku di
depannya.
Saat
ia duduk di sampingku, aku langsung berdiri dan berniat untuk meninggalkannya
lagi. Tapi, ia memegang tanganku.
“Kamu
mau pergi lagi?” ucapnya
Aku
hanya diam. Aku sedang tidak ingin berdebat dengannya kali ini.
“Kamu
marah gara-gara sikap aku tadi?” ucapnya lagi
“Tolong,
lepasin tanganku…” pintaku
“Aku
minta maaf, Win. Aku nggak bermaksud bikin kamu kayak gini tadi…”
“Tolong
lepasin tangan aku, Vin…”
“Aku
nggak akan ngelepasin tangan kamu sampai kamu mau maafin aku…”
Saat
aku mecoba membalikkan badanku, Kevin langsung memelukku.
“Please…
Maafin aku… Maafin aku Winda…”
***
14
Februari 2010
-
Only hope -
Tak
seperti biasanya, kali ini aku merayakan ulang tahunku tanpa Kevin.Setahun
sudah aku resmi ‘putus’ dengan Kevin.Ya, kami putus tepat di hari Valentine,
hari kasih sayang dan di hari ulang tahunku.Ia meminta break sejenak karena ia
melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Ia tidak ingin kami LDR. Karena alasan
itulah ia meminta break sejenak.
Ia
berjanji padaku, bahwa setelah ia kembali dari luar negeri, ia akan kembali
padaku lagi. Dan ia juga meminta agar aku tetap setia menantinya. Aku pun
mengiyakan permintaannya itu.Memang, aku merasa sedikit sedih dan kecewa dengan
keputusan yang dibuat olehnya ini.Sayang, nasi sudah menjadi bubur.
***
31
Desember 2010
-
Still waiting… -
2
tahun sudah Kevin tak mengabariku. Entah apa yang membuatnya terasa sesibuk
ini. Apakah ia masih ingat denganku? Apakah dia sudah tidak menganggapku
lagi?Sungguh, perasaanku bercampur.Walau aku sudah terbiasa tanpa Kevin, tapi
aku tetap saja tidak bisa melupakannya.Setiap hari aku selalu menunggu kabar
darinya.Teman-temanku pun hampir setiap hari menyarankanku untuk berhenti
mengharapkannya.
“Winda,
Winda… udah 2 tahun loh Win… Masih aja ngarepin dia…” ucap Mella, teman
dekatku.
“Terus
aku harus gimana, Mel? Kamu tau kan kalo aku sama Kevin pernah pacaran 3 tahun?
Susah Mel, susah…”
“Aku
ngerti kok, Win.Tapi setidaknya kamu jangan terjebak di masa lalu kamu. Kalo
kamu masih hidup di masa lalu, nggak akan ada masa depan buat kamu…”
Aku
hanya terdiam mendengar nasehat dari Mella.
“Lebih
baik sekarang kamu berhenti mikirin si Kevin.Jangan buang-buang perasaan
kamu.Di sini kamu selalu mikirin dia, tapi apa di sana dia juga selalu mikirin
kamu?”
“Stop,
Mel…” ucapku
“Sekarang
kamu tinggal pilih, tetep tinggal di masa lalu dan nggak akan ada masa depan,
atau pergi dari masa lalu dan memulai hidup baru di masa depan?”
Mella
pun pergi meninggalkanku sendirian di taman yang sering aku kunjungi bersama
Kevin dulu.
***
15
Juli2011
-
We can’t change our past but we can
change our future -
“Winda…ada
surat buat kamu, sayang…” teriak ibuku
“Surat?”
gumamku “Iya, Ma… tunggu bentar…” teriakku dari dalam kamar.
Aku
pun segera berlari keluar kamar dan menuruni anak tangga di rumahku.
“Surat
dari siapa, Ma?”
“Mama
juga nggak tau, nggak ada identitas pengirimnya…”
“Hmm,
aneh…”
Aku
pun duduk di kursi yang ada di ruang tamuku. Aku pun membolak balikkan surat
itu. Penasaran lebih tepatnya. Sebuah surat dikirim padaku tanpa menuliskan
identitas. Perlahan aku mulai membuka surat itu.
“Dear Winda…
Happy birthday to you, happy
birthday to you, happy birthday happy birthday, happy birthday to you J
Happy 22nd Birthday
and Happy Valentine’s Day J
Apa kabar? Apa kuliah kamu
berjalan lancar? Dan bagaimana dengan wisudamu?
Hmm, kalau kamu sudah membaca
surat ini, itu artinya aku sedang bersiap-siap untuk pergi…
Maaf karena selama ini aku
telah membuatmu menuggu dan terima kasih karena kamu masih percaya padaku
Semoga kamu masih ingat siapa
aku J“
Begitulah
isi surat tersebut
“Aneh
ah…”
“Apa
isi suratnya, sayang?” tanya ibuku
“Biasalah,
Ma… Nanyain kabar sama ngucapin happy birthday…”
“Loh,
bukannya ulang tahun kamu udah lewat ya? Aneh..Udah tau siapa pengirimnya?”
“Belum,
Ma. Sama sekali nggak isi identitas pengirimnya…”
Aku
pun menuju kamarku. Berulang-ulang aku membaca surat tersebut. Sempat
terpikirkan bahwa Kevinlah yang mengirimi aku surat ini. Tapi bagaimana mungkin
itu Kevin?Ahh, sudahlah.Mungkin ini karena aku terlalu memikirkannya. Benar
kata Mella, jika aku tetap hidup di masa lalu, tidak aka nada masa depat
untukku. Semangat Winda, semangat!
Sedikit
demi sedikit, aku mulai bisa melupakan Kevin.Semua hal-hal yang ada hubungannya
dengan Kevin aku simpan ke dalam sebuah kardus. Awalnya aku berencana untuk
membuangnya, namun hatiku berkata lain. Akhirnya aku memutuskan untuk
menyimpannya di gudang. Sebenarnya aku tidak ingin melakukannya, tapi apa yang
dikatakan oleh Mella itu benar. Untuk apa kita merubah masa lalu, lebih baik
kita merubah masa depan kita sebelum terlambat J
***
9
Februari 2012
-
Finally, I can but I can’t –
Hari
ini adalah hari wisudaku.Seluruh keluargaku dan teman-temanku datang ke acaraku
ini.Termasuk keluarga Kevin pun datang.Aku sempat terkejut melihat kedatangan
keluarganya.
“Selamat
ya, Winda… Akhirnya kamu wisuda.” ucap Mama Kevin
“Iya,
tante… Makasi… Oh iya, kok om sama tante bisa tau kalo acara wisudanya Winda
sekarang? Bukannya om sama tante belakangan ini pindah ke luar negeri?”
“Hah?
Ada-ada aja kamu, Winda… Kita udah lama balik ke Indonesia.Sekitar satu
setengah tahun yang lalu.Emang Kevin nggak ada ngasi tau kamu?”
“Nggak
ada om, tante.Emang sekarang Kevin ada di mana?”
“Setaunya
om sama tante, Kevin tinggal di villa disekitar kampus kamu. Tapi, om lupa
alamatnya dimana…”
“Oh,
makasi ya om, tante…”
Setelah
selesai acara wisuda, aku pun segera mencari Kevin.Aku mengunjungi setap villa
yang ada di dekat kampusku, namun tampaknya sia-sia.Aku sempat putus asa, namun
aku tetap memaksakan diriku untuk mencari villa tempat tinggal Kevin.Hingga
akhirnya aku sampai di sebuah villa.
“Kelihatannya
villa ini kosong. Mending aku cek aja…” gumamku
Aku
pun memberanikan datang ke villa itu. Saat aku sampai di depan gerbang villa
tersebut, seseorang menghampiriku.
“Ada
yang bisa saya bantu, Nak?” ucap seorang ibu-ibu yang rumahnya berada di
samping villa itu.
“Hmm,
ibu tau siapa yang tinggal di villa ini?” tanyaku
“Sekarang
villa ini kosong, Nak.Kalau dulu sempet ada seorang anak muda yang tinggal di
villa ini.Seinget ibu namanya Kevin.Tapi dia udah lama nggak tinggal di
sini.Terkahir kali ibu liat dia waktu malam tahun baru.”
“Kevin,
Bu? Ibu yakin namanya Kevin?” tanyaku penasaran
“Iya,
nak.Setau ibu namanya Kevin.Kelihatannya sih dia baru pulang dari luar negeri.”
Apa
benar orang yang dimaksud ibu ini adalah Kevin? Atau ini kebetulan namanya yang
sama?
“Kalo
gitu makasi ya, Bu atas informasinya. Saya pamit dulu…”
“Iya,
Nak. Sama-sama…”
Karena
hari sudah malam, aku pun memutuskan untuk pulang.Di perjalanan, aku teringat
terus oleh Kevin.Kali ini aku merasa bahwa Kevin benar-benar telah
kembali.Semoga saja kali ini firasatku benar.
Sekitar
30 menit perjalanan, akhirnya aku sampai di rumah.Tak seperti biasanya, kali ini
rumahku terlihat ramai.Aku pun masuk ke dalam.
“Winda
pulang…” ucapku.
Rupanya
ayah dan ibu Kevin ada di rumahku.Kali ini mereka terlihat sedih.
“Eh
ada om sama tante. Tumben om sama tante main ke sini lagi? Emangnya ada apa?”
“Kamu
dari mana aja, Win? Kok jam segini baru pulang? Apa kamu nggak capek habis
wisuda kamu langsung pergi?” tanya mamaku cerewet.
“Ya,
capeklah ma…Papa mana, Ma?”
“Mending
sekarang kamu beres-beres dulu, sayang…” ucap mamaku
“Emang
kita mau kemana, Ma semalem ini?”
“Kamu
ini cerewet banget, cepetan sana…”
Aku
pun mengiyakan permintaaan ibuku.Aku pun segera bergegas.
***
“Kita
sebenernya mau kemana om, tante?” tanyaku
“Nanti
kamu juga tau, Winda. Tapi tante sama om berharap kamu jangan sedih setelah
kamu tau…” ucap ibu Kevin seraya mengusap air matanya dan berusaha untuk tidak
terlarut dalam kesedihan.
Aku
pun semakin penasaran setelah mendengar perkataan ibu Kevin.
Tak
lama, akhirnya kami sampai di suatu rumah sakit.
“Ma,
ngapain kita kesini? Emang siapa yang sakit?” tanyaku berbisik
“Udah
kamu nggak usah cerewet, nanti juga kamu tau sendiri…” jawab mamaku singkat
Aku,
ibuku dan kedua orang tua Kevin menuruni mobil dan segera menuju ke dalam rumah
sakit.
“Papa
yakin ini kamarnya?” ucap ibunda Kevin
“Iya,
Ma. Nggak salah lagi, ini kamarnya…”
Kamar
468. Aku pun masih bingung ketika sampai di depan kamar ini. Saat aku ingin
ikut masuk ke dalam kamar itu, ibuku dan kedua orang tua Kevin memintaku untuk
tetap tinggal di luar.Sungguh menjengkelkan.Mereka memperlakukanku seperti anak
kecil.Apa mereka lupa, aku ini sudah wisuda. Aku bukan anak kecil lagi.
Aku
pun duduk di bangku di luar kamar itu.Aku hampir saja tertidur di sana. Saat
aku menolehkan kepalaku, ternyata Kevin berada di sebelahku.Aku pun terkejut.
“Ke-Kevin?”
Kevin
hanya tersenyum melihatku.Ia sama sekali tak ada mengucapkan sepatah kata pun
kepadaku. Aku sempat tidak percaya.Aku pun mengusap-usap mataku.Namun kali ini
Kevin menghilang.Aku pun mulai berfikir.
“Apa
tadi itu benar Kevin? Ahh, nggak, nggak… Stop Winda… Itu tadi cuma ilusi kamu…
Stop negative thinking Winda…” ucapku berusaha menenangkan diri.
Sungguh,
perasaanku tentang Kevin semakin menguat.Sama seperti saat di villa tadi.Aku
bisa merasakan bahwa Kevin memang ada di sini.Semoga saja firasatku tidak
salah.
Hampir
1 jam aku menunggu di luar kamar ini. Amat bosan rasanya.Aku pun mencoba untuk
masuk ke dalam kamar tersebut.Perlahan aku membuka pintu kamar itu.Saat aku
menengokkan kepalaku dari balik tembok di dalam kamar itu, aku melihat orang
tuaku dan orang tua Kevin menangis. Entah apa yang mereka tangisi. Aku pun
memberanikan diri untuk mendekati mereka.Saat aku hampir sampai di dekat
mereka, aku mulai bisa melihat wajah orang yang terbaring di atas tempat tidur
tersebut.
“Ke-Kevin…”
ucapku
Tak
kusangka, ternyata orang yang terbaring di atas tempat tidur itu adalah
Kevin.Ya, Kevin mantan kekasihku.Aku sungguh tak percaya bahwa itu Kevin.Aku
berjalan perlahan mendekati Kevin.Orang tuaku dan orang tua Kevin pun
melihatku.
“Ke-Kevin…”
ucapku lagi
Sungguh,
kali ini tubuhku berada di luar kendali.Air mataku menetes begitu saja.Aku juga
tidak bisa menghentikan langkah kakiku.Saat aku sampai di dekat Kevin, aku
hampir terjatuh, namun orang tuaku memegangku.
Aku
pun menangis di samping Kevin.Aku masih tak percaya bahwa ini adalah Kevin.Tak
pernah sebelumnya aku melihatnya terbaring seperti ini.
“Om..
Tante..Kevin kenapa? Kenapa dia tidur di sini?” ucapku sambil menangis
Kedua
orang tua Kevin hanya terdiam dan menangis.
“Ma..Pa..
Kenapa Kevin? Tolong bangunin dia... Tolong, Ma, Pa..”
Orang
tuaku dan orang tua Kevin berusaha menenangkanku.
“Kevin..
Bangun Kevin.. Bangun.. Kamu nggak boleh tidur lagi... Apa kamu nggak mau
ketemu sama aku lagi, Vin? Bangun Vin... bangun...”
***
10 Februari 2012
Hari
ini Kevin masih belum terbangun dari komanya. Ternyata selama ini ia menderita
penyakit pada jantungnya. Dokter mengatakan bahwa harapan hidupnya tidaklah
banyak, tapi aku tetap yakin Kevin akan sembuh kembali. Bahkan jika Kevin tidak
mendapatkan donor jantung dengan segera, mustahil untuk kesembuhannya.
Aku
masih setia menunggui Kevin.Dari kemarin malam hingga sekarang aku tidak ingin
beranjak dari Kevin. Aku takut jika dia tidak akan bangun lagi. Aku takut jika
aku tidak akan melihatnya lagi. Orang tuaku dan Orang tua Kevin nampaknya
mengerti bagaimana perasaanku.
“Pak,
Bu... Kevin harus segera mendapatkan donor jantung, jika tidak, kemungkinannya
sangat kecil...” ucap dokter yang menangani Kevin
“Kita
harus mencari donor jantung dimana, Dok? Dokter sendiri tau kan, mencari
donatur jantung itu tidaklah mudah...”
“Tapi
inilah jalan satu-satunya...”
Aku
menjadi makin sedih mendengar semua itu.
***
12 Februari 2012
Hari
ini adalah hari dimana Kevin mendapatkan donor jantung.Operasi pun segera
dilakukan oleh dokter.Namun sayang, aku tidak bisa menemani Kevin.
Hampir
2 jam orang tuaku dan orang tua Kevin menunggu operasi ini. Tak lama kemudian,
dokter pun keluar dari ruang operasi.
“Bagaimana,
Dok? Apakah operasinya berhasil?”
“Selamat,
Pak, Bu. Operasinya berhasil..”
Orang
tua Kevin sangat senang mendengar kabar dari dokter.Mereka pun menanyakan siapa
donatur jantung untuk Kevin.
“Nanti
pasti saya akan beritahu..”
***
“Kevin
dimana?” ucap Kevin saat tersadar dari tidurnya
“Pa..
Kevin udah sadar..” teriak ibu Kevin
“Ma,
Kevin dimana?”
“Syukurlah,
Vin..Kahirnya kamu sadar...” ucap Ibunya seraya meneteskan air mata bahagianya.
“Om,
Tante... Om sama tante ada di sini juga? Winda nggak ikut ke sini?”
Suasana
bahagia pun tiba-tiba terpecahkan.Orang tuaku dan orang tuanya pun menunjukkan
raut kesedihan.
“Loh,
Om, Tante, Mama sama Papa kenapa jadi sedih gitu? Emang ada apa sama Winda?”
“Winda..
Winda koma, Vin..” jawab ibuku
“A-apa?Ko-koma?”
Kevin
pun terlihat shock mendengar berita tersebut.Iapun minta diantarkan ke kamarku.
Saat ia tiba di kamarku, ia terlihat tidak percaya. Ia pun menangis.
“Winda..
Bangun, Win.. Bangun..Kenapa sekarang kamu yang tidur? Bangun Win, bangun..”
ucap Kevin
“Udah,
Kevin.. Udah..” pinta Mamaku
“Kenapa
harus Winda yang terbaring di sini tante?Kenapa nggak aku aja?”
Tiba-tiba.........
“Kevin...”
ucapku
Semua
yang berada di dalam kamar pun tertuju padaku.
“Winda...”
ucap Kevin
“Kevin......”
Kevin
terlihat bahagia saat melihatku sadar.Ia pun menggenggam tanganku erat.
“Kamu
bodoh, Winda... ngapain kamu ngelakuin ini?”
Aku
hanya tersenyum melihat Kevin.Ingin sekali rasanya aku memeluk Kevin untuk yang
terkahir kalinya dan mengatakan bahwa aku tidak pernah menyesal karena telah
membuatku menunggu cukup lama.
“Ma-ka-sih
Kevin...” begitulah kata-kataku.
Aku
pun tidak dapat mendengar kata-kata dari orang-orang yang ku sayangi lagi. Tapi
kini aku merasa bahagia, karena aku akan selamanya dapat melihat Kevin lagi dan
menjaga orang-orang yang aku cinta dan aku sayangi dari atas sini.
-
MY LAST LETTER FOR KEVIN -
Hay, apa kabar? Bagaimana
keadaanmu sekarang ini?Apakah jantungmu sudah membaik?
Sangat senang bisa melihatmu
kembali seperti semula...
Sekarang aku tau siapa pengirim
surat itu...
Seseorang yang telah membuatku
menunggu selama ini...
3 tahun, sungguh lama bagiku...
Sempat aku berfikir untuk tidak
mengharapkanmu lagi...
Tapi sekarang aku mengerti apa
arti menunggu yang sesungguhnya...
Aku harap kamu tidak melakukan
hal sama sepertiku...
Terjebak di masa lalu, itu
membuatku tidak memiliki masa depan...
Untuk yang terakhir, tolong
jaga kesehatan jantungmu...
Aku akan menjagamu selalu,
walaupun aku berada di tempat yang jauh darimu...
( Winda )
by : @_cahyanthiOFC
mudah-mudahan kalian suka sama ceritanya ya reader(s) ^^
Happy Valentine Day ♥